jeejung: PeSPA smanik (x grade 2010): Pespa itu adalah sebuah sebutan kelas X di smanik pada angkatan 2010. Pe...
ARUM WAHIDATUN: hahahaha
ARUM WAHIDATUN: hahahaha: saat menunggu jam masuk tambahan komputer jadi kya begini (3 idiot )hhahahaha......
NAMA DAN PERISTIWA
Anton tidak bersedia menjelaskan ihwal absennya tersebut. “Yang pasti, kehadiran saya bukan cuma untuk konser di Bali ini. Saya akan terus di Sheila. Konser ini kami pakai untuk mengklarifikasi bahwa Sheila tidak bubar,” kata Anton. “Benar, Anton tetap di Sheila. Kami kompak, kok,” timpal Duta, vokalis Sheila.
Ketika ditanya soal keberangkatannya ke Bali tidak bersama dengan anggota Sheila yang lain, Anton tidak menjawab terus terang. “Soalnya teman-teman naik bus. Ya, bus udara ha-ha-ha…,” katanya sambil tertawa.
Anton memang naik pesawat sendiri dan tiba belakangan, sementara anggota Sheila yang lain berangkat bersama-sama lebih dulu. Mereka satu hotel. Pergi maupun makan bersama-sama. Tampak akrab dan kompak. Sama sekali tidak terkesan ada kerenggangan, apalagi keretakan di antara mereka. (ANO)
Tarif Sheila on 7= Rp 300 Juta
Sheila on 7 termasuk band kelas 1, sekelas Dewa, Jamrud, dan Slank.
Honor band kelas 1: Rp 300 juta.
Yang kelas 2 ada, Jikustik, Naif, The Groove, dll, bayarannya Rp 120 juta.
Meski hingga saat ini belum ada tawaran untuk manggung di Old & New, namun jauh-jauh hari Anton Kurniawan, Manajer So7, sudah mencanangkan harga Rp 300 juta untuk mendatangkan Eross cs.
“Harga segitu sama dengan tahun kemarin. Tahun lalu kami main di Bali. Tahun ini mungkin pentas di Bandung. Sheila nggak ngoyo kok. Ada yang nanggap syukur, nggak juga tak jadi masalah. Malah anak-anak Sheila bisa rehat saat tahun baru, yang sudah-sudah mereka tak pernah merayakan tahun baru bareng keluarga dan teman dekat” papar Anton.
Source: Minggu Pagi
Menurut Anton, Rp 300 juta itu hanya untuk pembayaran artis. Tidak termasuk transportasi, akomodasi, dan pajak. Perolehan uang hasil manggung tahun baru dibagi menjadi 30 persen untuk manajer dan biaya operasional, 15 persen untuk honor kru, dan 55 persen untuk artis.n abp
Duta ‘So7′ Selalu Kalah Taruhan Bola
"Aku bukan orang yang berbakat taruhan. Nggak usah jagoin bola, main PS game bola aja kalau taruhan pasti kalah," ujar Duta kepada detikhot, Sabtu (13/7/2007).
Nonton bola bareng teman-teman juga jarang dilakukan Duta. Menurutnya hal itu bisa bikin tim andalannya kalah. Daripada timnya kalah Duta pilih nonton bola sendiri di rumah.
Bersama anak-anak Sheila on 7 juga ia jarang nonton bareng. Hanya Adam sang basis yang terlihat berminat dengan bola yang lainnya paling cuma sesekali nonton Piala Dunia.
Deman Piala Asia juga menimpa Duta, ia kini kerap bikin berisik rumah gara-gara teriak-teriak. Tak jarang Duta pun sering dapat omelan dari istrinya, Adelia Lontoh.
"Oh iya sering bikin berisik sendiri. Ya sering kalau teriak-teriak sendiri di rumah karena aku juga cukup sering nonton sendiri di rumah," tandas Duta mantap.
Untuk Piala Asia sendiri, Duta berencana menonton pertandingan tim Indonesia melawan Korea Selatan, Rabu (18/7/2007) depan. Untuk tim tuan rumah, Duta memprediksikan angka 1-0.
"Puaskanlah pendukung kamu disini, sekalipun caci maki, nggak bangga atau apapun, mereka masih tetap nonton kalian kok. Kalau sepakbola Indonesia di cap buruknya nggak mungkinlah segitu besar yang datang. Bayar lagi," seru Duta mendukung tim Indonesia. Ciayo… (yla/yla)
Jagostu!: Pelepas Nafsu Eross ‘So7′
Menggaet Brian, drummer Sheila on 7, Alam bassis band Mondayz dan Helmi vokalis band Zen jebolan Dreamband, Eross berpetualang. Boleh dibilang Jagostu memang nafas baru Eross bak Andra dengan The Backbone-nya.
Sebagai perkenalan, ‘Ampun DJ’ jadi hits andalan. Lagu beat up dengan kegaduhan pesta juga musik DJ meraung di tengah liriknya yang lugas. Lagu ini memang jadi asal muasal Eross dan Brian mendirikan Jagostu.
Ingin lagu liar lainnya, coba dengarkan ‘Segala Doamu’, ‘Imajinasi Nafsu’ dan ‘Pak Polisi’. Khusus untuk lagu ‘Rockstar Tertunda’, nuansa musik country kentara sekali terutama di bagian melodinya.
Sementara ‘Imajinasi Nafsu’ dan ‘Alasan Perang’ dibalut iringan musik rock n roll. Kolaborasi dengan Totok Thewel dan Baron dalam lagu ‘Gostu!’ jadi perpaduan yang unik. Tapi coba dengarkan juga ‘Telephone’, Jagostu membawa Anda ke era musik ala Koes Plus, tapi yang ini lebih fresh.
Jangan tanya soal liriknya, Eross memang lebih nakal. Lirik-lirik seperti ini jelas tak akan kita temui dalam lagu Sheila on 7. Coba simak sebait lirik dari lagu ‘Imajinasi Nafsu’:
Beritahu bila ku salah tapi wanita berkelas
sering jadikan jejaka sebagai hidangan pembuka
aku rela… aku rela jadi hidangan pembuka
di setiap dinner candle lightnya
Tak segalanya dalam album ini segar, tentu saja masih bisa terdengar beberapa bagian yang mirip Sheila on 7. Sebut saja lagu ‘Mau Tak Mau’. Jangan heran juga jika Anda pasti akan berusaha menyamakan karakter vokal Helmi dengan Duta.
Untuk sebuah proyek idealis, album ini berhasil menunjukan karakteristik dan sisi lain dari seorang Eross. Hati-hati terjebak di dalamnya.
Daftar track ‘Jagostu!’:
1. Gostu!
2. Ampun DJ
3. Mau Tak Mau
4. Segala Doamu
5. Imajinasi Nafsu
6. Kesempatan ke-2
7. Rockstar Tertunda
8. Alasan Perang
9. Pak Polisi
10. Lewat Alam
11. Telephone
12. Anak Band (yla/yla)
“Mending Bikin Lagu Daripada Main Film!”
Filed under: Eross
Lagi sibuk-sibuknya dengan “mainan” baru, enggak bikin Eross harus meninggalkan aktivitas lamanya. Seperti yang Belia semua ketahui, gitaris So7 yang juga mastermind-nya Jagostu ini punya segudang talenta di dunia musik. Maklum, sulung dari tiga bersaudara ini emang terkenal jagonya bikin lagu. Lagu Bendera yang dibawakan oleh Cokelat, salah satu bukti kreatif Eross di dunia musik. “Saya butuh banyak penyaluran kalau untuk musik. Dan semua itu enggak bisa hanya disalurkan ke So7,” ucapnya membuka percakapan dengan belia.
Ide kreatifnya di bidang musik memang enggak mandek di satu jenis musik aja. Makanya, Eross memilih untuk berkarya di musik lain tanpa harus meninggalkan band yang membesarkan namanya. “Selama ini enggak pernah bermasalah dengan jadwal ya. Itu sih pinter-pinternya manajemen aja. Buat saya, dua-duanya merupakan prioritas,” kata Eross ketika belia tanya, mana yang lebih didahulukan, So7 atau side projectnya.
Lebih lanjut, Eross juga bilang kalau So7 itu kudu tetap dilestarikan. “So7 itu musiknya udah ada sejak saya masih sekolah. Enggak mungkin dihilangkan. Sedangkan projek saya ini, berbeda jauh dengan So7,” katanya kalem.
Darah seni yang mengalir dari cowok yang pernah ngeband bareng Icha dan Adit Jikustik ini emang kentara banget. Ibunya seorang penyanyi, pamannya jagoan main gitar, dan kakeknya merupakan pemain saksofon, bikin Eross enggak bosen ngulik sesuatu yang berhubungan dengan musik. Bahkan lagu-lagu yang ada di albumnya Jagostu, semuanya dibikin oleh Eross. “Saya memang sudah menyiapkan semua materinya untuk Jagostu. Bisa dibilang ya, ini merupakan projek solo saya,” tambahnya.
Untungnya, teman-teman Eross di So7 enggak ada masalah dengan kreativitas Eross ini. Justru pro dan kontra malah datang dari Sheila Gank –fans So7. “Pasti mereka ada yang pro dan kontra lah. Yang pro banyak ngasih masukan dan dukungan buat saya, sementara kalau yang kontra malah enggak ngasih komentar apa pun, haha .…”
Setelah projek band barunya, Eross punya satu lagi side project yang katanya, sangat menyita waktunya. “Saya baru selesai syuting film indie, yang bikin temen sekolah saya dulu. Jelaslah, saya enggak bisa nolak,” katanya. Di film yang berjudul Mati Bujang Tengah Malam ini, Eross langsung diberi peran utama. “Ceritanya sih masih seputar kisah roman gitu. Saya main bareng Artika Sari Devi,” tuturnya.
Hmm, sepertinya menarik ya? “Wah, jangan bandingin dengan bikin lagu lah. Susah banget ngehafalin skripnya,” ujarnya. Enggak hanya bermain sebagai pemeran utama aja, Eross juga membuat soundtrack buat film berdurasi 24 menit ini. “Tapi, tetep aja, saya lebih milih bikin lagu daripada main film!”
Okay, kira-kira apa nih projek Eross selanjutnya? Let’s wait and see .… ***
Sejarah Sheila On 7
Berbicara mengenai "W.H.Y Gank" saat itu, Adam dan Sakti masih sering bertukar posisi sebagai bassist dan guitarist tergantung dari lagu yang mereka bawakan. Namun kebetulan band yang beranggotakan Adam, Sakti, Duta, dan seorang drummer bernama Agung ini belum sempat mencicipi panggung musik. Mereka baru sebatas latihan di studio, meng-cover version lagu band-band ternama, dan ikut audisi/seleksi untuk bisa tampil di sebuah acara.
Setahun berselang setelah "W.H.Y Gank" sempat vakum beberapa waktu, berkenalanlah mereka dengan Eross (yang nantinya menjadi lead guitar mereka). Mereka berempat kemudian memutuskan untuk memulai sebuah band baru, dan bertemulah mereka dengan Anton sang pemain drum yang dikenalkan oleh Eross pada saat latihan pertama band ini di studio. Setelah latihan pertama selesai inilah mereka memutuskan untuk menamakan band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan tanggal 6 Mei 1996 sebagai hari lahir mereka.
"Sheilagank" sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band SMA se-Jateng DIY selama kurang lebih 2 tahun, hingga pertengahan tahun 1998 akhirnya mereka mendapatkan "kontrak rekaman" pertama mereka dengan pihak label Sony Music Entertaintment Indonesia. Mereka kemudian merubah nama band mereka menjadi "Sheila On 7". Nama "Sheilagank" kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya mereka.
"Sheila" sebenarnya diambil dari nama teman SMA Eross yang juga adalah teman SD Adam dan Duta. Alkisah, saat pertama Adam dan Eross berkenalan dulu, Adam memanggil Eross dengan panggilan "temannya Sheila ya ?!", dan Eross pun menjawab "kamu temannya Sheila juga ya ?!", sehingga nama tersebut seringkali disebut dalam perbincangan mereka. Sedangkan "On 7" maksudnya adalah "pada 7 nada yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si". Sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya adalah teman-temannya "Sheila" yang memainkan 7 nada / memainkan musik.
Sheila On 7 sejak awal kiprahnya di kancah musik Indonesia telah menorehkan banyak sekali prestasi, diantaranya menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta copy, tiga album berturut-turut. Mereka juga memiliki pendengar-pendengar setia di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Namun di tahun 2004, mereka harus berpisah dengan Anton (drummer) dikarenakan perbedaan visi. Saat itu kemudian Brian masuk sebagai additional player mengisi posisi drummer yang ditinggalkan Anton. Brian tampil bersama Sheila On 7 di berbagai tour untuk promo album "Pejantan Tangguh". Album The Very Best of Sheila On 7 (2005) menjadi karir rekaman studio pertama Brian bersama Sheila On 7 sebagai additional player.
Pada tahun 2006, Sheila On 7 juga harus berpisah dengan Sakti karena ia mengundurkan diri di tengah-tengah proses rekaman album "507". Namun pada saat proses rekaman album "507" itu pulalah Sheila On 7 akhirnya mengangkat Brian menjadi drummer tetap Sheila On 7 hingga sekarang.
Sheila On 7 sekarang adalah Brian (drum), Eross (guitar), Duta (vocal), Adam (bass). Mereka punya nickname "B.E.D.A." Well, they are.. different :) (sp/dus)
Tofu - Mimpi Terindah
Melayang aku
Kau buatku terbang tinggi di awan
Terhanyut aku setiap kudengar syair cintamu
Nyatakah semua yang terjadi pada setiap hariku
Ku terhanyut
Saat kau berjanji
Dan kau (ku) wujudkan mimpi yang terindah
di setiap malam
Agar aku (kau pun) tersenyum
Terjaga dari tidurku (tidurmu)
Dan kau jadikanku ratu di kerajaan cintamu
Agar aku pun bahagia
Duduk berdua denganmu selamanya
Ooh.. selamanya kau rasakan indah hari
dengan kasihku
Selalu tersenyum dirimu oh kasih cintaku
Selalu selamanya
DUTA SHEILA ON 7
Akhdiyat Duta Modjo (biasa disapa Duta, lahir di Kentucky, Amerika Serikat, 30 April 1980; umur 31 tahun) adalah vokalis grup musik Indonesia, Sheila on 7. Pria yang beragama Islam dan bertinggi tubuh 178 cm ini merupakan sulung dari dua bersaudara anak dari Dr. Ir. Hakam S. Modjo Msc.(alm.), seorang dosen bidang penyakit tanaman di UGM. Ia pernah kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Mekanisasi Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta namun tidak menyelesaikannya karena kemudian sibuk bermain musik. Menjadi sarjana masih menjadi cita-citanya.
Duta ikut berkontribusi dalam "Tribute to Ian Antono", menyanyikan lagu Rumah Kita bersama dengan Indonesian Voices.
Pada tahun 2004, Duta ikut serta dalam album milik Erwin Gutawa bertajuk "Salute to Koes Plus/Bersaudara". Dia menyanyikan satu lagu dalam album tersebut, aransemen ulang hits berjudul "Bunga di tepi Jalan".
Pada awal tahun 2005, Duta ikut menyanyikan lagu "Kita untuk Mereka", yang didedikasikan untuk korban Tsunami di Aceh. Lagu tersebut diciptakan oleh Glenn Fredly.